BUDAYA
Bali memiliki budaya dan tradisi yang sangat unik, sehingga ia mampu menjadi salah satu pilihan tujuan wisata bagi orang-orang seluruh dunia. Disini saya akan menjelaskan beberapa budaya dan tradisi di Bali yang masih terjaga kelestariannya :Ngaben adalah upacara Pitra Yadnya, rangkain upacara Ngaben salah satunya prosesi pembakaran mayat yang bertujuan untuk menyucikan roh leluhur orang sudah meninggal. Tradisi ini masih dilakukan secara turun-temurun oleh hampir semua masyarakat Hindhu di Bali. Menurut Agama Hindhu terutama di Bali, tubuh manusia terdiri dari badan halus dan badan kasar juga karma.
Megibung
Megibung, adalah merupakan salah satu tradisi warisan leluhur, dimana merupakan tradisi makan bersama dalam satu wadah. Selain makan bisa sampai puas tanpa rasa sungkan, megibung penuh nilai kebersamaan, bisa sambil bertukar pikiran, bersenda gurau, bahkan bisa saling mengenal atau lebih mempererat persahabatan sesama warga. Makan bersama atau megibung ini, dalam setiap satu wadah terdiri dari 5-8 orang, memang merupakan wujud kebersamaan tidak ada perbedaan antara laki dan perempuan juga perbedaan kasta ataupun warna, semua duduk berbaur dan makan bersama, tapi pada perkembangan berikutnya antara laki dan perempuan dipisahkan, tapi kalu masih dalam satu keluarga ataupun tetangga, mereka memilih bergabung.
Gebug Ende
Gebug berarti memukul dengan sekuat tenaga dengan tongkat rotan (penyalin) sepanjang 1,5 – 2 meter dan Ende berarti tameng yang digunakan untuk menangkis pukulan. Gebug Ende ini ada unsur seni, seperti seni tari yang dipadukan dengan ketangkasan para penarinya memainkan tongkat dan tameng, dimana saat atraksi ini dilakukan, diiringi dengan iringan musik gamelan, yang memacu semangat para penari untuk saling memukul, menhindar dan menangkis. Desa Seraya terletak sekitar 15 km dari objek wisata Candidasa, atau sekitar 2,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari bandara Ngurah Rai.
Mekare – kare atau Perang Pandan
Salah satu desa Bali Aga yang
masih mempertahankan pola hidup secara tradisional ada di kabupaten
paling Timur pulau Bali, yaitu Karangasemmemiliki tradisi dan prosesi
unik perang pandan yang juga dikenal dengan nama mekare-kare atau mageret pandan.
Tradisi ini dirayakan di Desa Tenganan Dauh Tukad, lokasinya sekitar 10
km dari objek wisata Candidasa, 78 km dari Kota Denpasar, bisa ditempuh
sekitar 90 menit dengankendaraan bermotor
ke arah timur laut dari Ibu Kota Bali.Sebelum prosesi perang pandan
dimulai, warga Tenganan melakukan ritual berkeliling desa.
Omed – Omedan
Tradisi omed-omedan ataupun med-medan yang berarti tarik-menarik dalam bahasa Indonesia, ini diikuti oleh pemuda dan pemudi yang belum menikah, berumur antara 17-30 tahun, med-medan atau tarik-menarik diikuti adegan berciuman antara satu pemuda dan pemudi.Tradisi ini memang tergolong sangat unik dan membuat kita penasaran, prosesi ini hanya dirayakan sehari setelah upacara Nyepi atau pada hari Ngembak Geni, tanggal 1 pada tahun Baru Caka kalender Bali. Tradisi unik ini dirayakan di desa Sesetan.
Tradisi omed-omedan ataupun med-medan yang berarti tarik-menarik dalam bahasa Indonesia, ini diikuti oleh pemuda dan pemudi yang belum menikah, berumur antara 17-30 tahun, med-medan atau tarik-menarik diikuti adegan berciuman antara satu pemuda dan pemudi.Tradisi ini memang tergolong sangat unik dan membuat kita penasaran, prosesi ini hanya dirayakan sehari setelah upacara Nyepi atau pada hari Ngembak Geni, tanggal 1 pada tahun Baru Caka kalender Bali. Tradisi unik ini dirayakan di desa Sesetan.
Pemakaman di Trunyan
Keunikan tradisi pemakaman mayat di Desa Trunyan sampai sekarang ini masih mejadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat. Prosesi orang meninggal di Bali, biasanya dikubur ataupun dibakar. Tapi kalau di desa Trunyan tidak seperti itu, tubuh orang yang sudah meninggal melalui sebuah prosesi dan akhirnya dibungkus dengan kain kapan, dan selanjutnya ditaruh di atas tanah di bawah taru menyan, dikelilingi anyaman dari pohon bambu atau yang disebut ancak saji. Unik bukan…yang cukup aneh juga mayat tidak mengeluarkan bau sedikitpun. jadi kalu kebetulan anda wisata ke Bali dan mengunjungi tempat ini tidak perlu takut dengan bau yang menyengat, karena mungkin bau tersebut sudah diserap oleh Taru/ pohon Menyan yang tumbuh besar di areal pemakaman. Desa Trunyan memang merupakan desa Tua di Bali, yang masih memegang teguh warisan dan tradisi leluhur.
Keunikan tradisi pemakaman mayat di Desa Trunyan sampai sekarang ini masih mejadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat. Prosesi orang meninggal di Bali, biasanya dikubur ataupun dibakar. Tapi kalau di desa Trunyan tidak seperti itu, tubuh orang yang sudah meninggal melalui sebuah prosesi dan akhirnya dibungkus dengan kain kapan, dan selanjutnya ditaruh di atas tanah di bawah taru menyan, dikelilingi anyaman dari pohon bambu atau yang disebut ancak saji. Unik bukan…yang cukup aneh juga mayat tidak mengeluarkan bau sedikitpun. jadi kalu kebetulan anda wisata ke Bali dan mengunjungi tempat ini tidak perlu takut dengan bau yang menyengat, karena mungkin bau tersebut sudah diserap oleh Taru/ pohon Menyan yang tumbuh besar di areal pemakaman. Desa Trunyan memang merupakan desa Tua di Bali, yang masih memegang teguh warisan dan tradisi leluhur.
MAKANAN
Tak hanya budayanya, Bali juga terkenal dengan kulinernya yang sangat unik dan bersifat eksotis. Berikut adalah makanan khas yang ada di Bali :Lawar
Lawar adalah makanan tradisional Bali yang sangat terkenal di pulau itu
dan tersedia di banyak restoran-restoran di Bali. Lawar adalah
sayur-mayur yang dicampur dengan daging cacah, rempah-rempah, dan kelapa
yang rasanya dipertajam dengan perasa alamiah.
Ayam Betutu
Ayam betutu adalah hidangan yang terbuat dari ayam dengan rempah
spesial. Bumbu yang digunakan terdiri dari kencur, jahe, bawang merah,
bawang putih, daun salam, cabe dan kunyit. Semua bumbu itu dicampur dan
dimasukkan ke dalam ayam. Ayam betutu biasanya disajikan pada saat acara
tradisional di Bali seperti upacara pernikahan.
Lempet
Lempet atau pepes ikan tongkol merupakan hidangan yang dibungkus dengan
daun pisang dan dipanggang di atas arang tempurung kelapa kering. Lempet
biasa disantap dengan nasi dan bisa tahan hingga dua hari.
Sate Languan
Sate Languan adalah makanan khas Bali yang terbuat dari ikan laut,
kelapa hijau, gula merah dan rempah-rempah. Makanan ini merupakan
hidangan tradisional area Klungkung namun juga terkenal di seluruh Bali.
Sate ini paling nikmat jika disantap ketika masih panas segera setelah
turun dari panggangan.
Sate Lembat
Jenis sate terkenal dari Bali yang berikutnya adalah sate lembat.
Santapan ini terbuat dari daging yang dihancurkan dicampur dengan kelapa
yang diparut dan berbagai rempah. Daging yang digunakan biasanya berupa
daging babi, ayam, atau bebek. Sate ini juga banyak dihidangkan di
berbagai restoran di Bali.
Cerorot
Cerorot terbuat dari tepung beras, gula merah dan garam yang dibungkus
dengan daun kelapa dan dikukus. Makanan ringan ini biasa menjadi
pelengkap kopi atau teh.
Nasi Kuning Bali
Makanan tradisional Bali berikutnya adalah nasi kuning Bali. Nasi kuning
ini sedikit berbeda dengan nasi kuning lain yang biasa kita santap,
terutama dari segi bumbu-bumbuan serta cara memasaknya. Biasanya, nasi
kuning Bali dihidangkan pada Hari Kuningan. Namun kini, nasi kuning juga
disajikan pada upacara lain seperti acara ulang tahun atau syukuran.
Agar menambah kenikmatannya, nasi kuning bali disajikan dengan daun
kemangi, buncis, mentimun dan sambal.
Nasi Yasa
Nah, yang ini merupakan sejenis nasi kuning yang disajikan dengan ayam,
telur dan sayur mayur mentah. Sajian ini biasanya dihidangkan para
upacara-upacara keagamaan seperti Saraswati atau untuk memberi sesajen
kepada para leluhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar